Kamis, 18 Mei 2017

ari Manasai Tarian Suku Dayak Kalimantan Tengah

Pengertian Tari Manasai Tarian Suku Dayak Kalimantan Tengah.Manasai merupakan salah satu jenis tari pergaulan dan melambangkan kegembiraan. Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang penari pria dan wanita. Para penari berdiri berselang-seling antara pria dan wanita dalam satu lingkaran.  Tari ini biasanya juga diadakan untuk menyambut tamu-tamu isitimewa atau biasa disebut juga dengan tarian selamat datang.

Gerak Tari
Dimulai dengan semua menghadap kedalam lingkaran, kemudian berputar ke arah kanan, sambil melakukan gerak maju bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap ke arah luar lingkaran, berputar lagi ke arah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu seterusnya sambil berputar terus berlawanan arah jarum jam dengan mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama, lagu manasai. Setiap gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam irama Cha-Cha.

Perlengkapan Tari

Perlengkapan tari manasai biasanya baju adat, bahalai (selendang), kain yang diikatkan mengelilingi kepala kemudian di sisipi Bulu Burung Tingang (Bulu Burung Engrang). Semua perlengkapan tersebut memiliki arti tersendiri bagi yang mengerti terutama para tetua adat.

Siapa saja dapat bergabung dalam lingkaran tarian ini dan tidak ada batasan usia. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut bergabung, maka lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan semakin banyak peserta tari, irama musik pun bisa semakin dipercepat, dan suasana gembira serta meriah pun akan terbentuk dan tercipta.

Tari Lenso

Tari Lenso adalah tarian muda-mudi dari daerah Maluku dan Minahasa Sulawesi Utara. Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai bila ada Pesta. Baik Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan kegiatan lainnya. Beberapa sumber menyebutkan, tari lenso berasal dari tanah Maluku. Sedangkan sumber lain menyebut tari ini berasal dari Minahasa.
Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang, di mana ketika lenso atau selendang diterima merupakan tanda cinta diterima. Lenso artinya Saputangan. Istilah Lenso, hanya dipakai oleh masyarakat di daerah Sulawesi Utara dan daerah lain di Indonesia Timur.
Dalam tarian ini, yang menjadi perantara adalah lenso atau selendang. Selendang inilah yang menjadi isyarat: selendang dibuang berarti lamaran ditolak, sedangkan selendang diterima berarti persetujuan

Tari Buja Kadanda

Kesenian Nusantara, NTB, Tarian Tradisional Kesenian satu ini merupakan tarian tradisional yang menggambarkan ketangkasan prajurit dalam berperang. Namanya adalah Tari Buja Kadanda.  Tari Buja Kadanda adalah salah satu tarian tradisional yang menggambarkan dua prajurit yang sedang berperang. Tarian ini biasanya dibawakan oleh dua orang penari pria berpakaian prajurit bersenjatakan tombak dan perisai. Tari buja kandanda ini merupakan salah satu tarian tradisional dari daerah Bima, Nusa Tenggara Barat.  Sejarah Tari Buja Kadanda  Menurut beberapa sumber yang ada, Tari Buja Kadanda ini awalnya merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di luar istana kerajaan. Sehingga dapat diartikan bahwa tarian ini murni merupakan tarian yang diciptakan oleh rakyat. Berkat dukungan dari Kerajaan Bima dan para seniman istana, tarian ini kemudian mulai dikenal masyarakat luas. Buja kadanda sendiri merupakan tombak berumbai bulu ekor kuda yang digunakan penari sebagai atribut menarinya. Oleh karena itu tarian ini disebut dengan Tari Buja Kadanda atau Mpa’a Buja Kadanda.  Fungsi Tari Buja Kadanda   Tari Buja Kadanda ini merupakan tarian tradisional menggambar dua prajurit yang sedang berperang dengan menggunakan tombak dan perisai sebagai senjata mereka. Tarian ini diciptakan untuk mengenang dan mengapresiasi perjuangan para prajurit dalam mempertahankan daerah mereka. Selain itu tarian ini juga berfungsi untuk memperkenalkan kepada generasi muda akan kejayaan dan kehebatan masyarakat Bima pada jaman dahulu.   Pertunjukan Tari Buja Kadanda   Dalam pertunjukan Tari Buja Kadanda, pertama diawali dengan tabuhan dari musik pengiring. Kemudian para penari dengan membawa senjata mereka memberi salam kepada para penonton. Setelah itu kemudian mereka menari dengan gaya mereka masing-masing. Gerakan dalam tarian lebih didominasi oleh gerakan bela diri yang dipadukan dengan gerakan tari. Dalam tarian ini kedua penari melakukan gerakan saling menyerang dengan menggunakan tombak atau tongkat mereka.   Untuk melakukan tarian ini tentunya dibutuhkan keahlian khusus dalam seni bela diri. Karena pada dasarnya gerakan saling serang kedua penari terlihat sangat natural dan sangat cepat. Sehingga penari yang bertahan harus tahu kemana arah serangan itu datang. Dalam babak ini musik pengiring memainkan irama bertempo cepat, sehingga membuat pertunjukan terasa lebih hidup. Di akhir pertunjukan alunan musik diperlambat lagi sebagai tanda bahwa pertujukan segera berakhir. Kemudian kedua penari berangkulan dan memberi salam kepada para penonton yang menyaksikan.   Pengiring Tari Buja Kadanda   Dalam pertunjukan Tari Buja Kadanda ini diiringi oleh alunan musik tradisional seperti gendang, gong, serunai dan tawa-tawa. Iringan musik tersebut dimainkan dalam dua irama yang berbeda yaitu irama lambat dan irama cepat. Irama lambat untuk mengawali dan mengakhiri pertunjukan dan irama cepat untuk mengiringi penari saat bertarung.   Kostum Tari Buja Kadanda   Kostum yang digunakan penari saat pertunjukan tari buja kadada ini merupakan kostum para prajurit. Kostum yang digunakan biasanya adalah baju lengan panjang, celana panjang, dan ikat atau penutup kepala. Selain itu tidak lupa menggunakan atribut menari yaitu tombak atau tongkat buja kadanda dan perisai.   Perkembangan Tari Buja Kadanda   Seiring dengan perkembangan jaman, Tari Buja Kadanda ini sudah mulai jarang dipertunjukan. Kurangnya ruang atau kesempatan untuk pertunjukan merupakan salah satu faktor utamanya. Namun kesenian ini masih tetap dilestarikan dan dikembangkan di beberapa sanggar yang ada di Bima. Selain itu tarian ini juga ditampilkan dibeberapa kesempatan acara seperti festival budaya dan acara-acara budaya yang diadakan di sana. Tentunya perhatian pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam melestarikan kesenian tradisional satu ini.   Sekian pengenalan tentang “Tari Buja Kadanda Tarian Tradisional Dari Bima, NTB”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisonal.

Tari Yapong

Tarian Yapong pertama kali diciptakan oleh Bagong Kusudiardjo pada tahun 1975. Tari ini biasanya diadakan ketika mendekati hari ulang tahun kota Jakarta. Nah, saat itu biasanya Dinas Kebudayaan mempersiapkan beberapa tari daerah dari berbagai belahan Indonesia.
Nama Yapong, diambil dari bunyi lagu ‘ya ya ya’ dipadukan dengan suara musik yang seperti bersuara ‘pong pong pong’ akhirnya dipadukan menjadi yapong.
Sampai sekarang tarian ini menjadi khas tarian tradisional Betawi, instrumen yang digunakan dalam tarian ini adalah Rebana Biang, Rebana Ketimpring dan Rebana Hadroh. Seiring dengan zaman, yapong dimasukan ke tarian dance untuk memadukan tradisional dan modern menjadi seni kontemporer.

Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Hopong


Tari Hopong adalah merupakan salah satu ritual adat yang ada di masyarakat Helong yang bermukim di Pulau Timor dan Pulau Semao Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upacara Hopong adalah merupakan ritual yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan dan Nenek Moyang.

Upacara dan tarian Hopong ini dilakukan pada masa panen di sebuah rumah yang telah ditentukan bersama dengan dihadiri oleh para tetua adat serta lapisan masyarakat Helong. Tarian Hopong menggambarkan kehidupan bersama, nilai religius dan gotong royong masyarakat Helong.

Tarian Hopong diiringi dengan musik tradisional yang dimainkan dari gendang, tambur dan gong.

Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Pasambahan Minang

Tari Pasambahan Minang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang ditujukan untuk menyambut kedatangan tamu yaitu sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu yang datang. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan saat menyambut tamu dan saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Setelah Tari Pasambahan kemudian dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih dalam Carano kepada Sang tamu, sedangkan pada acara penyambutan pengantin pria, Daun sirih dalam Carano disuguhkan kepada pengantin pria sebagai wakil rombongan dan juga kepada kedua orangtua pengantin pria.


Pada saat ini tari Pasambahan Minang tidak hanya ditampilkan untuk menyambut tamu saja, akan tetapi kerap kali dipertunjukan pada pementasan seni dan budaya Sumatera Barat.




Berikut ini adalah video tari tradisional Sumatera Barat yaitu Tari Pasambahan Minang yang diambil dari youtube.com

 

Tari Kancet Ledo / Tari Gong

Tari Kancet yang biasa disebut dengan Tari Gong merupakan tarian adat yang berasal dari Kalimantan yang tepatnya berada di Kalimantan Timur. Tarian ini mengekspresikan mengenai lembutnya seorang wanita yang diperlihatkan melalui tariannya diatas Gong dengan gerakan lemah lembut dan disertai dengan keseimbangan. Tarian ini memberikan ungkapan mengenai kepandaian dan kecantikan seseorang. Tarian ini disertai dengan iringan alat musik Sapeq yaitu alat musik yang seperti kecapi yang dimainkannya dengan cara dipetik lalu penari akan menari diatas Gong. Dan terciptalah nama Tari Gong.